Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi menurut Islam
Hukum Merayakan Malam Tahun Baru Masehi menurut Islam.
TANYA: Saya mau tanya nich, kalau ikut acara-acara Tahun Baru Masehi itu sebenarnya dibolehkan ngga oleh Islam dan gimana seharusnya kita menyingkapinya? Bagaiana hukum perayaan malam tahun baru masehi dalam Islam? Terima kasih.
JAWAB: Dalam Islam hanya ada dua hari raya, yaitu hari ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha. Selebihnya, tidak ada syariatnya sehingga sebagai muslim tidak ada kepentingan apa pun untuk merayakan Tahun Baru Masehi.
Lagi pula, tahun baru Masehi itu hari raya umat Kristiani yang masih satu paket dengan hari Natal. Makanya ungkapan mereka “Selamat Hari Natal dan Tahun Baru” (Merry Christmas and Happy New Year).
Jadi, biarkan dan hormati saja mereka yang merayakan, kita jangan ikut-ikutan, namun harus menghormati keyakinan mereka dan tidak boleh mengganggu.
Bagi orang Kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa,tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih. Nama Masehi diambil dari kata Al Masih –gelar untuk Nabi Isa as. yang dianggap Tuhan oleh Umat Kristen.
Masa sebelum kelahiran Isa Al-Masih dinamakan masa Sebelum Masehi (BC = Before Christ).
Fatwa MUI tanggal 7 Maret 1981/ 1 Jumadil Awwal 1401 H menegaskan:
"Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat islam hukumnya Haram. Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegitan-kegiatan Natal.”
Demikian Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi. Wallahu a'lam bish-showabi.*
TANYA: Saya mau tanya nich, kalau ikut acara-acara Tahun Baru Masehi itu sebenarnya dibolehkan ngga oleh Islam dan gimana seharusnya kita menyingkapinya? Bagaiana hukum perayaan malam tahun baru masehi dalam Islam? Terima kasih.
JAWAB: Dalam Islam hanya ada dua hari raya, yaitu hari ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha. Selebihnya, tidak ada syariatnya sehingga sebagai muslim tidak ada kepentingan apa pun untuk merayakan Tahun Baru Masehi.
Lagi pula, tahun baru Masehi itu hari raya umat Kristiani yang masih satu paket dengan hari Natal. Makanya ungkapan mereka “Selamat Hari Natal dan Tahun Baru” (Merry Christmas and Happy New Year).
Jadi, biarkan dan hormati saja mereka yang merayakan, kita jangan ikut-ikutan, namun harus menghormati keyakinan mereka dan tidak boleh mengganggu.
Lakum Dinukum Waliyadin (untukmu agamamu dan untukku agamaku) dalam QS. Al-'Ashr menjadi pegangan umat Islam dalam hal toleransi agama.
Bagi orang Kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa,tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus Kristus atau Isa al-Masih. Nama Masehi diambil dari kata Al Masih –gelar untuk Nabi Isa as. yang dianggap Tuhan oleh Umat Kristen.
Masa sebelum kelahiran Isa Al-Masih dinamakan masa Sebelum Masehi (BC = Before Christ).
Seorang muslim diharamkan mengikuti ritual agama selain Islam, termasuk ikut merayakan Natal dan Tahun Baru Masehi.
Fatwa MUI tanggal 7 Maret 1981/ 1 Jumadil Awwal 1401 H menegaskan:
"Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat islam hukumnya Haram. Agar umat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegitan-kegiatan Natal.”
Demikian Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi. Wallahu a'lam bish-showabi.*
Dukung Aksi Bela Palestina, Said Aqil Siradj : Indonesia Utang Budi kepada Palestina
Islamedia - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mendukung Aksi Bela Palestina yang digelar di Lapangan Monas, Ahad (17/12/2017).
"Saya dukung. Saya katakan kita punya utang budi pada Palestina," ujar Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj saat ditemui usai acara Maulid Kebangsaan di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, seperti dilansir republika, Sabtu (16/12/2017).
Ia menjelaskan, utang budi Indonesia adalah ketika dulu, Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Setelah itu baru Mesir, juga Arab Saudi ikut mengakui Indonesia merdeka.
Ia juga berpesan agar aksi membela kemerdekaan Palestina besok dilakukan dengan ahlak baik dan tidak terjadi keributan.
Acara itu sendiri menyusul keluarnya keputusan sepihak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.[islamedia]
"Saya dukung. Saya katakan kita punya utang budi pada Palestina," ujar Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj saat ditemui usai acara Maulid Kebangsaan di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, seperti dilansir republika, Sabtu (16/12/2017).
Ia menjelaskan, utang budi Indonesia adalah ketika dulu, Palestina adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Setelah itu baru Mesir, juga Arab Saudi ikut mengakui Indonesia merdeka.
Ia juga berpesan agar aksi membela kemerdekaan Palestina besok dilakukan dengan ahlak baik dan tidak terjadi keributan.
Acara itu sendiri menyusul keluarnya keputusan sepihak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.[islamedia]